Ilustrasi Tarian Saman |
"Tanggal 24 November akan diketok, tari saman akan dijadikan warisan budaya tak benda. Tanggal 25-nya akandikepyak (dipentaskan)," kata Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Budaya, Wiendu Nuryanti, di Yogyakarta, Sabtu, 19 November 2011.
Wiendu mendampingi Direktur Jenderal Unesco Irina Bokova saat mengunjungi Candi Prambanan dan Borobudur. Hadir saat itu jajaran pemerintah bidang pariwisata dan para pelaku wisata di Yogyakarta.
Ia menyatakan warisan budaya Indonesia yang sudah diakui oleh Unesco adalah batik, wayang, keris, dan angklung. Di tahun ini akan ditambah lagi, yaitu tari saman. Pihaknya akan mengusulkan lagi beberapa warisan budaya Indonesia untuk diakui dunia sebagai warisan intangible melalui Unesco.
Irene dan suaminya, Kalin Mitrev, melihat langsung bagaimana penanganan konservasi dan restorasi Candi Prambanan dan Borobudur, termasuk pembersihan candi dari debu Merapi.
"Ini baru pertama kali Direktur Jenderal Unesco datang ke Prambanan dan Unesco sekaligus melihat bagaimana penanganan candi. Hasilnya nanti akan kita lihat seperti apa," kata Wiendu.
Ia menambahkan, untuk penanganan kedua candi itu sudah ada perencanaan matang. Sebab, setelah diakui dunia sebagai warisan, itu justru baru permulaan, yaitu permulaan konservasinya. Pengelolaannya harus baik, lalu pelatihan sumber daya manusianya. "Dan dampak ke masyarakat juga harus baik," kata dia.
Carmadi Machbub, Duta besar Indonesia untuk Unesco di Paris, mengatakan Unesco bukanlah lembaga donor. Tapi, pengakuan oleh Unesco akan menjadi jalan mudah mendapatkan dana dari lembaga donor.
"Memang ada sebagian dana untuk keperluan itu, tapi yang lebih penting adalah soal pengakuan dunia. Unesco merupakan perwakilan negara-negara di dunia," kata dia.
sumber: tempointeraktif.com
0 comments:
Post a Comment
Berikan komentar anda yang membangun....