![]() |
A. Rahman Kaoy (Nat Riwat) |
Di kalangan mahasiswa, terutama di Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, ia lebih dikenal dengan sebutan ‘ayah’. Wajar, ketika ia menjabat Dekan Fakultas Dakwah Periode 2001-2004, mahasiswa begitu dekat dengannya. Ia paling mengerti aspirasi mahasiswa. Hubungannya dengan mahasiswa tak sebatas guru dengan murid, tapi layaknya ‘anak’ dengan ‘ayah’.
Selain itu, Rahman Kaoy juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA). Ketua pengurus Masjid Al-Makmur Lampriet, anggota Dewan Permusyawaratan Ulama (DPU) perwakilan Aceh. Ia juga tokoh pertama yang mendirikan ISKADA (Ikatan Siswa Kader Dakwah).
Rahman Kaoy telah memulai kariernya sejak tahun 1966-1967, kala itu ia dipercaya menjadi ketua plonco untuk mahasiswa baru ditingkat institut. Tahun 1975, ia ditunjuk sebagai asisten Ali Hasymy. Kala itu, Ali Hasymi menjabat Dekan Fakultas Dakwah pertama.
Tahun 1963, beberapa tahun setelah menamatkan pendidikan di IAIN Ar-Raniry, ia diangkat menjadi ketua seksi penerangan masyarakat di dewan mahasiswa. Sekarang dikenal dengan sebutan biro dakwah.
Pada tahun 1966, ia ikut menggerakkan pelatihan dakwah (pidato) Darussalam, diikuti 400 peserta. Semuanya dari kalangan mahsiswa. Saat ini, kader-kader dakwah tersebut telah menjadi orang penting di IAIN. Di antaranya Dr. Arbiyah Lubis, Prof. Dr. Muslim Ibrahim, MA dan Prof. Dr. Rosmitumanggu, serta beberapa orang lainnya.
Ketika masih duduk di bangku SMU (1955-1956), ia sudah melakukan transfer ilmu dengan menjadi tenaga pengajar di MIN Sanggeu, Pidie.
Tahun 1986, ia diundang Pemerintah Brunei Darussalam untuk memberikan dakwah Islam di Provinsi Tutong. Ia pernah ditawarkan berbagai fasilitas lengkap diminta untuk jadi pengurus masjid dan menetap di sana. Namun semua itu ia tolak.
Pendidikan pertamanya di Sekolah Rakyat Islam (SRI) tahun 1955. Gelar sarjana muda diperoleh di Fakultas Ushuluddin Jurusan dakwah pada tahun 1965, dan gelar sarjana lengkap dari Fakultas Dakwah tahun 1967.
Sebelum jabatan Dekan Fakultas Dakwah disandangnya, ia juga pernah menjabat pembantu Dekan III, yang membidangi urusan kemahasiswaan di Fakultas Dakwah. Sepanjang perjalanan kariernya, sampai pensiun dari jabatan dosen di IAIN Ar-Raniry, Rahman Kaoy selalu dekat dengan orang di sekelilingnya, lebih-lebih mahasiswa. Ia adalah sosok yang dirindukan, tak hanya di mata, tapi juga di hati.
Rahman dikenal sebagai da’i ulung. Jadi jangan heran, kalau dia sanggup berbicara sampai berjam-jam. Satu pesannya yang sampai saat ini masih terngiyang di telinga mahasiswa, terutama Fakultas Dakwah, “dakwah kon cilet-cilet (dakwah bukan hal sepele).” []
2 comments:
mantap....patut jd panutan dan tuntutan...
krn d dlam nilai-nilai yg ada dalam diri beliau menghasilkan sesuatu yg sangat berguna dan bermanfaat utk oranng-orang disekitar,krn dahwah bukan hanya sembarang dahwah..tp isi dari pada dalam dahwah sendiri it jauh lbh berart dan bermakna, serta serat dengan manfaat
Beliau adalah sosok Ayah yang pernah kami miliki selama menempa ilmu di IAIN Ar-Raniry Fakultas Dakwah. Seorang guru yang betul-betul mampu menurunkan nilai luhur. Tawadhuk adalah kiri khas yang melekat padanya.
Post a Comment
Berikan komentar anda yang membangun....